Bisnis  

Contoh Captive Market dalam Dunia Marketing

Contoh Captive Market dalam Dunia MarketingCaptive Market, atau pasar yang terikat, adalah salah satu konsep penting dalam dunia pemasaran yang memainkan peran utama dalam strategi bisnis banyak perusahaan. Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi berbagai contoh dan aspek penting dari Captive Market dalam konteks pemasaran.

Kami akan mengungkap bagaimana perusahaan memanfaatkan konsep ini untuk menciptakan peluang, mempertahankan pelanggan, dan memperluas jangkauan bisnis mereka. Dengan pemahaman yang mendalam tentang Captive Market, kamu akan dapat mengidentifikasi potensi dalam bisnismu dan merancang strategi pemasaran yang lebih efektif.

1. Pengertian Captive Market

Captive market, seperti yang didefinisikan oleh The Business Professor, adalah kondisi pasar di mana pasokan barang dikendalikan oleh satu atau beberapa supplier saja. Dalam skenario ini, terjadi peningkatan permintaan barang di pasar yang diikuti oleh ketersediaan pasokan yang terbatas. Para konsumen di pasar tersebut praktis tidak memiliki alternatif lain selain membeli barang dari pasokan yang tersedia di situ, sedangkan di luar pasar tersebut, mungkin masih ada pilihan produk sebanding.

Baca juga : Cara Meningkatkan Costumer Retention

Akibatnya, harga produk di pasar captive cenderung tinggi. Hal ini dapat terjadi karena tiga faktor, seperti dijelaskan oleh sumber Marketing91:

  1. Kekurangan pasokan produk di area pasar tersebut.
  2. Hanya ada satu penjual yang memiliki keleluasaan untuk menjual produknya di pasar tersebut.
  3. Produk tersebut mungkin memiliki kualitas atau manfaat yang unik dibandingkan dengan produk lain, memungkinkan produsen untuk menetapkan harga yang lebih tinggi.

Meskipun ada kesan bahwa pasar khusus memiliki kesamaan dengan pasar monopoli, perbedaan terletak pada fokus spesifik. Monopoli, seperti yang dijelaskan oleh Marketing Business News, terjadi ketika tidak ada pesaing dalam area pasar tertentu, sedangkan captive market merupakan kelompok konsumen yang terpaksa membeli produk tertentu karena keterbatasan pilihan, yang mengakibatkan penjual “memonopoli” pasar tersebut.

2. Manfaat Captive Market

Manfaat Captive Market dalam Dunia Pemasaran

Dalam ranah pemasaran, konsep Captive Market atau pasar khusus menjadi senjata strategis yang sangat berharga. Ini memungkinkan para pemasar dan strategi bisnis untuk menjelajahi berbagai manfaat potensial yang dapat dihasilkan dari pemahaman mendalam tentang pasar yang terikat.

Salah satu manfaat yang paling menonjol adalah kemampuan untuk menganalisis apakah suatu wilayah pasar memiliki potensi untuk diuji sebagai sebuah pasar terkunci yang berpotensi monopolistik. Dalam situasi seperti ini, produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan tidak hanya memiliki sedikit pesaing, tetapi bahkan mungkin menjadi satu-satunya opsi yang tersedia bagi konsumen dalam area pasar tersebut.

Keuntungan lain yang muncul adalah kemampuan penentuan harga yang lebih besar bagi penjual. Dalam pasar yang terkunci, harga yang ditetapkan oleh penjual seringkali tidak dapat dinegosiasikan oleh konsumen. Ini memberikan penjual kebebasan untuk menentukan harga produk mereka tanpa intervensi.

Dalam beberapa kasus, strategi pasar khusus bahkan dapat menciptakan situasi di mana hanya segelintir penjual atau bahkan satu penjual yang berkuasa di area pasar tertentu. Dengan kontrol pasar yang kuat, para pemain dapat mengatur aturan yang mendukung kepentingan mereka sendiri, menjadikan konsep Captive Market sebagai salah satu elemen kunci dalam merumuskan strategi pemasaran yang berhasil.

3. Contoh-contoh Captive Market

a. Penjualan Makanan dan Minuman Di Bioskop

Penjualan Makanan dan Minuman Di Bioskop

Di Indonesia, bioskop-bioskop ternama umumnya memberlakukan kebijakan yang membatasi akses penjual makanan dan minuman di dalam area bioskop mereka. Selain itu, penonton juga dilarang membawa makanan dari luar ke dalam bioskop. Kondisi ini menciptakan pasar khusus yang unik bagi pengunjung bioskop, yang harus mengandalkan makanan dan minuman yang tersedia di dalam.

Pada umumnya, produk-produk yang ditawarkan di dalam bioskop memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk serupa yang dapat ditemukan di luar bioskop. Kendati demikian, kebijakan ini membuka peluang bagi bioskop-bioskop tersebut untuk menghasilkan pendapatan tambahan melalui penjualan makanan dan minuman.

Selain itu, para pengunjung sering kali tertarik dengan kenyamanan dan kemudahan dalam mendapatkan makanan dan minuman tanpa harus keluar dari ruang penayangan. Dengan demikian, sementara harga mungkin lebih tinggi, pengalaman yang lebih nyaman juga menjadi faktor penentu dalam keputusan pembelian mereka.

b. Koperasi Sekolah

Koperasi Sekolah

Toko alat tulis di sekolah, yang sering kali dijalankan oleh koperasi sekolah, adalah satu- satunya tempat untuk memenuhi kebutuhan alat tulis bagi para siswa. Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan memastikan bahwa semua keperluan alat tulis dapat terpenuhi di dalam lingkungan sekolah.

Koperasi sekolah tidak hanya menyediakan buku pelajaran, seragam, dan atribut sekolah, tetapi juga menjadi satu-satunya sumber alat tulis yang tersedia di sekolah. Ini memastikan bahwa siswa dapat dengan mudah mendapatkan pensil, pena, kertas, atau buku catatan yang mereka butuhkan tanpa harus mencarinya di luar sekolah.

Meskipun sering kali harga di toko alat tulis sekolah bisa sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan toko-toko di luar sekolah, kebijakan ini membantu menjaga ketertiban dan menghindari gangguan yang dapat terjadi jika ada banyak pedagang alat tulis yang beroperasi di dalam sekolah. Selain itu, pendapatan yang dihasilkan oleh koperasi sekolah juga dapat digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan atau proyek sekolah yang bermanfaat bagi siswa.

c. Food Court

Food Court

Food court dan pujasera di mal adalah contoh lain dari pasar khusus yang diterapkan dalam konteks pusat perbelanjaan. Biasanya, pemilik atau pengelola food court menyewakan sejumlah stan atau tempat kepada penjual makanan dan minuman, menciptakan situasi di mana pasokan dan permintaan diatur dengan ketat di dalam area tersebut.

Hal ini mengakibatkan para pengunjung mal memiliki pilihan yang terbatas ketika mereka ingin makan atau minum di lokasi tersebut. Mereka terbatas pada pilihan yang ada di food court atau pujasera, yang seringkali mencakup beragam jenis makanan, tetapi tetap terbatas dalam variasi dan jenis yang tersedia.

Baca juga : 5 Perbedaan Brand Identity dan Brand Image

Meskipun terbatas, hal ini juga memberikan kenyamanan kepada pengunjung mal, karena mereka tidak perlu keluar dari mal untuk mencari tempat makan. Selain itu, hal ini juga menguntungkan para penyewa stan di food court atau pujasera, yang dapat menjangkau pasar yang sudah “tertangkap” di dalam mal dan menghasilkan pendapatan yang stabil dari pengunjung yang datang ke pusat perbelanjaan tersebut.

d. Provider Telekomunikasi di Daerah Desa

Provider Telekomunikasi di Daerah Desa

Pemukiman penduduk di area pedesaan memiliki jumlah yang relatif sedikit dan populasi yang lebih rendah daripada area perkotaan atau pinggir kota. Pembangunan di pedesaan juga biasanya berlangsung dengan lebih lambat dibandingkan dengan wilayah kota dan sekitarnya.

Ketika berbicara tentang pembangunan infrastruktur telekomunikasi di daerah pedesaan, terdapat kendala tambahan. Hanya beberapa provider yang bersedia dan memiliki kapasitas untuk menjangkau pasar di area pedesaan tertentu. Kondisi ini menciptakan peluang pasar khusus bagi provider yang mampu menyediakan layanan telekomunikasi di pedesaan.

Mereka dapat memenuhi kebutuhan komunikasi penduduk pedesaan yang sering kali terbatas dalam hal pilihan provider. Dengan demikian, mereka dapat memanfaatkan pasar ini untuk mendapatkan pelanggan dan memperluas jangkauan layanan mereka.